Film Tron: Ares menjadi salah satu proyek film fiksi ilmiah paling dinantikan di tahun ini. Sekuel dari waralaba Tron besutan Disney ini menghadirkan konsep yang lebih berani — tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) mulai keluar dari dunia digital dan memasuki dunia nyata.
Dalam film ini, Tron bukan sekadar dunia komputer seperti yang dikenal sebelumnya. Tron: Ares mengeksplorasi batas antara manusia dan mesin dengan cara yang lebih emosional dan filosofis, menghadirkan pengalaman sinematik yang mengajak penonton berpikir tentang masa depan teknologi.
baca juga : Film Lembayung Karya Baim Wong Sabet 3 Penghargaan di Asian Academy
Sinopsis Tron: Ares
Kisah Tron: Ares berpusat pada karakter baru bernama Ares, sebuah program digital dengan tingkat kecerdasan buatan yang sangat maju. Tidak seperti program lainnya, Ares memiliki kemampuan untuk memahami emosi dan membuat keputusan moral — sesuatu yang membuatnya berbeda dari algoritma biasa.
Baca juga : Film Lembayung Karya Baim Wong Sabet 3 Penghargaan di Asian Academy
Konsep ini memperlihatkan bagaimana AI seperti ChatGPT atau sistem canggih lainnya bisa menjadi nyata secara fisik — membawa pertanyaan besar tentang batas antara realitas dan simulasi.
Pemeran dan Kru di Balik Tron: Ares
Film ini dibintangi oleh Jared Leto sebagai Ares, karakter utama yang digambarkan penuh misteri dan kedalaman emosional.
Rønning menjanjikan visual yang “belum pernah ada sebelumnya” dalam dunia Tron, dengan penggunaan teknologi CGI dan motion capture paling mutakhir. Disney juga berencana menjadikan film ini tonggak baru dalam penggabungan efek visual dan narasi futuristik.
ChatGPT dan Inspirasi AI di Dunia Tron
Konsep tentang program yang bisa berpikir, belajar, dan berinteraksi seperti manusia menjadi inti dari kisah film ini.
Produser film, Justin Springer, menyebut bahwa Tron: Ares adalah “metafora tentang hubungan manusia dengan ciptaannya sendiri.” Ia menambahkan, “Kita menciptakan teknologi untuk membantu, tapi bagaimana jika teknologi itu belajar melampaui peran yang kita tetapkan?”
Baca juga : Chainsaw Man The Movie: Reze Arc Hadir di Indonesia
Visual Efek Spektakuler dan Dunia Tron yang Berevolusi
Dari segi visual, Tron: Ares tetap mempertahankan identitas khas dunia Tron — neon biru, motor cahaya (light cycle), dan lanskap digital futuristik — namun kini tampil lebih imersif.
Desain dunia digital dalam film ini dikabarkan menggunakan engine grafis real-time yang sama dengan teknologi The Mandalorian, memungkinkan interaksi lebih realistis antara aktor dan dunia CGI.
Tanggal Rilis dan Antusiasme Penggemar
Disney menjadwalkan Tron: Ares tayang pada 2025, setelah mengalami beberapa kali penundaan sejak pengumuman awalnya.
Kesimpulan: Ketika Batas Dunia Virtual dan Nyata Menghilang
Tron: Ares bukan sekadar film tentang dunia digital, melainkan refleksi tentang hubungan manusia dengan teknologi yang ia ciptakan.








